Sekolah Penerbangan Makassar – Semakin mahalnya tiket pesawat mungkin akan membuat banyak masyarakat terbebani, terutama mereka yang sering menggunakan moda transportasi udara. Kenaikan serta harga tiket pesawat yang semakin mahal untuk penerbangan domestik masih menjadi perhatian masyarakat. Apalagi pengenaan bagasi berbayar oleh sejumlah maskapai penerbangan menambah beban calon penumpang ingin mengenakan transportasi udara ini. Anehnya harga tiket Jakarta-Batam lebih mahal dibandingkan Jakarta-Singapore, kemudian rute Aceh-Jakarta lebih mahal dibandingkan rute Aceh-Kuala Lumpur.
Kondisi tersebut memunculkan dugaan adanya persekongkolan atau kartel antar maskapai untuk menaikkan harga tiket pesawat terbang. Meski demikian, mentri perhubungan budi karya sumadi membantah apabila adanya kartel dibalik mahalnya harga tiket pesawat. Menurutnya tidak ada kesepakatan antar satu maskapai dengan maskapai lain untuk membuat harga tiket menjadi mahal.
Bahkan sempat presiden Joko Widodo meminta maskapai-maskapai untuk menurunkan harga tiket pesawat mulai pekan ini. Permintaan Jokowi tak lepas dari harga tiket pesawat yang sering dikeluhkan meningkat tajam, bahkan disebut pengusaha berdampak pada bisnis pramugari dan perhotelan.
Permintaan tersebut pun langsung direspons oleh maskapai, salah satunya maskapai plat merah, PT Garuda Indonesia Tbk. Bahkan, harga tiket pesawat Garuda Indonesia secara grup memutuskan untuk diturunkan hingga 20 persen.
Nah, sebenarnya apa aja sih komponen yang mempengaruhi harga tiket?
Ashkara Danadiputra, Ketua Umum INACA IGN sebelumnya mengatakan saat ini komponen biaya avtur mendominasi sekitar 40 persen dari struktur biaya operasional maskapai. Bukan khayal, INACA meminta pemerintah menurunkan harga avtur.
Meski demikian, INACA telah memastikan jika harga avtur tidak secara langsung mengakibatkan harga tiket pesawat menjadi lebih mahal. “Beban biaya operasional penerbangan lainnya, seperti maintenance, leasing pesawat dll memang menjadi lebih tinggi di tengah meningkatnya nilai tukar dolar Amerika Serikat.” tulis Ashkara.
Pengamat Penerbangan Gerry Soejatman menerankan harga tiket pesawat memang dipengaruhi oleh biaya operasional yang perlu ditanggung maskapai. Selain avtur, biaya operasional maskapai mencakup biaya sewa pesawat, biaya perawatan dan asuransi pesawat serta gaji pegawai. Sementara selain biaya operasional maskapai, komponen pajak bandara yang kini sudah menyatu dengan harga tiket pesawat juga turut mempengaruhi.
Beberapa besar biaya operasional tersebut diakui Gerry dibayarkan maskapai dalam mata uang asing. Sebab itu nilai tukar rupiah pun turun mempengaruhi biaya yang ditanggung maskapai dan kemudian berpengaruh kepada harga tiket.
Selain dipengaruhi oleh faktor tersebut, harga tiket memang bersifat fluktuatif atau bisa berubah sesuai dengan musim. Biasanya pada musim liburan atau peak season, harga tiket pesawat meningkat tajam. Akan tetapi biasanya harga pesawat akan turun kembali.
Alasan maskapai menaikkan tarif akibat harga akibat harga avtur yang mahal dan tak masuk akal. Terlebih harga minyak sudah bergerak melemah dan nilai tukar rupiah mulai bergerak menguat. Menurutnya, maskapai transparan ketika menaikkan harga tiket pesawat. Masyarakat berhak mengetahui komponen apa saja yang membuat tarif pesawat di Tanah Air tiba-tiba meningkat. Maka dari itu, sudah sewajarnya maskapai menurunkan tarif pesawat.